Erix Soekamti, salah satu pendiri grup rock alternatif Enddank Soekamti, rupanya menaruh perhatian pada orangutan.
Table of Contents
Erix Soekamti menggalang dana untuk konservasi orangutan di Kalimantan
Bersama BenihBaik.com dan dengan dukungan penuh dari Eiger Adventure dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS Foundation), Erix menjalankan kampanye bertajuk Music For Adventure.
Dalam acara tersebut, Erix bergabung dengan Music For Adventure sebagai produser dan mengundang musisi lain seperti Iwan Fals, Fourtwnty, Fiersa Besari, Navicula, Alffy Rev, Home Home, Lighthouse, Klopediakustik, Cikini Tropical Sound, Nualusna dan tentunya Enddank Soekamti.
“Itulah ide pertemuan saya dengan teman-teman Eiger yang saya coba bakar. Navicula pun turut ambil bagian, ia melakukan banyak kampanye melawan sampah plastik. Dan memang dia bergerak, Fiersa juga, kita tahu dia sangat menyukai alam bebas dan suka mendaki gunung. Selain itu, banyak, termasuk musisi daerah, yang terlibat. Kami pasti ingin ide-ide mereka didengar juga,” katanya, seperti dikutip dalam pesannya kepada Joglosemarnews.
Erix mengatakan tidak semua lagu adalah karya baru, tetapi musisi memiliki ide-ide baru sejak diundang ke Ramang-Ramang di Makassar.
Baca Juga: Dari Ajang Aksi Musik Anak Bangsa alias Asik Bang, Anisa Putri Ayudya Tuntut Musik Stop War
“Fourtwnty bahkan membuat lagu baru berjudul Ramang-Ramang, mereka kagum, idenya ditulis, diaransemen, direkam di lokasi, kemudian dibawa ke Eiger untuk menjadi album fisik, didistribusikan, dijual, dan dikembalikan ke alam,” jelas erix.
Ramang-Ramang merupakan bekas kawasan pertambangan yang diperjuangkan masyarakat setempat.
Kawasan ini akhirnya bisa menjadi berkelanjutan kembali.
“Ini adalah perjuangan masyarakat yang berhasil menata kembali lingkungannya. Sukses sama pentingnya dengan keterlibatan komunitas,” tambah Erix.
Hasil Music For Adventure dijual dalam bentuk fisik box set.
“Kami juga menawarkan digital via digital outlet, barang fisik belum ada karena ini barang koleksi, bukan hanya DVD tapi juga dokumentasi video yang menunjukkan proses produksi, peralatan makan, foto, ya pada dasarnya barang koleksi termasuk bibit tanaman takeaway kami.. 100 persen sebagian hasil disumbangkan untuk alam, dalam konteks ini Yayasan BOS,” jelas Erix.
Sintya Anjani dari Yayasan BOS mengatakan dana yang diterima akan digunakan seluruhnya untuk rehabilitasi langsung orangutan.
Baca Juga: Dari Ajang Aksi Musik Anak Bangsa alias Asik Bang, Anisa Putri Ayudya Tuntut Musik Stop War
“Kegiatan ini butuh banyak uang untuk makan dan bahkan untuk belajar, mereka dikirim ke sekolah, ada kurikulum, sama seperti orang. Bedanya, dari bayi hingga dewasa mereka perlu disekolahkan, bisa beradaptasi, menjadi liar kemudian bisa dilepasliarkan ke alam liar dan bisa memakan waktu hingga 7-8 tahun. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk rehabilitasi pohon,” ujarnya.
Sementara itu, Rio Try Atmaja, Marketing Communication Manager, mengatakan pihaknya sangat mendukung kegiatan di pegunungan dan hutan hujan tropis.
“Hal ini sesuai dengan kepedulian kami sebagai pemasok peralatan dan aksesoris untuk kegiatan outdoor. Kami juga mengetahui bahwa salah satu habitat di daerah tropis sedang terancam dan kami ingin memberikan kontribusi. Pemicu kedua beberapa tahun yang lalu kami bekerja sama dengan Fiersa Besari, hasilnya sangat menarik, penonton juga menyukai lagunya, sayang jika tidak ada ‘rumah’, akhirnya kami ingin melakukan itu dengan musisi Indonesia dan membuat satu Album . Ambil tindakan untuk konservasi orangutan,” pungkasnya.
LIHAT JUGA :