Musik selalu ada dalam kehidupan Indra Lesmana. Musisi jazz ternama Indonesia itu terus menyalurkan bakat dan kecintaannya pada musik, meski sudah memutuskan untuk pindah.
Ya, per Desember 2014, Indra Lesmana membawa keluarganya dari Jakarta ke Bali. Indra Lesmana memilih tinggal di Jl. Waribang, Denpasar, tidak jauh dari Pantai Sanur.
Berikut Ini Telah Kami Kumpulkan Yang Bersumber Dari Laman https://www.chordindonesia.com/ Yang Akhirnya Saya Tuliskan Disini.
Table of Contents
Di Pulau Dewata, Indra Lesmana mendirikan sanggar musik untuk berbagai ilmu
Di sinilah Indra Lesmana mendirikan studio musik yang bertujuan untuk memotivasi para pemilik bakat seni. Saat Indra diwawancarai Viva pada 2015, atau setahun setelah pindah ke Bali, dia mengaku posisinya masih berkembang.
“Saya berencana membangun sanggar bernama Sanggar Indra Lesmana di Waribang
, Kesiman. Tujuannya untuk mengembangkan karya. Banyak talenta muda di Indonesia yang membutuhkan tempat atau pekerjaan untuk menghasilkan karya,” kata Indra.
“Sanggar saya bertujuan untuk melakukan ini, menggali potensi dan menciptakan karya baru,” jelasnya.
Indra Lesmana berharap seorang musisi dengan potensi yang dimilikinya tidak hanya bisa memainkan musik dengan baik dan memainkan karya orang, tetapi juga menciptakan musiknya sendiri. Meski kuat dan hebat dalam musik jazz, Indra Lesmana mengaku tidak membedakan karya seseorang dari ruang lingkup genre.
“Harapannya kita juga bisa berkarya. Prinsip dasarnya saya jazz, tapi saya belum pernah melihat karya dari satu genre saja. Karya itu bisa dalam bentuk apapun. Yang terpenting bisa maksimal hasilnya,” ujarnya. .
Kemudian ada tempat ciptaan musik bernama Indra Lesmana Music Studio
(SMILE) yang dikelola bersama istrinya Hon Lesmana. Indra juga bekerja sama dengan sahabatnya Ida Bagus Gede Sidharta Putra dari Santrian Group yang juga merupakan pendiri Sanur Village Festival (SVF).
Sanggar musik Indra Lesmana ini terus berbenah dari waktu ke waktu menyempurnakan program dan menyelesaikan kursus seperti bas dan drum agar siswa dapat berkelompok bersama. Indra menyebut akselerasi ini, namun tetap mengajarkan penguasaan teori, keterampilan, dan wawasan bermusik kepada siswa.
“Sanggar ini ingin menghasilkan musisi yang siap tampil dan berkarya,” kata Indra kepada Katarupa. Di tahun 2020 ini juga sedang mempersiapkan infrastruktur online dan aplikasi berbasis Android agar peminat dari luar Bali bisa menjadi mahasiswa sanggar. Selain itu, pandemi COVID-19 pada tahun 2020 membatasi berbagai aktivitas pribadi.
Indra Lesmana berharap dengan mendukung program CSR (Corporate Social Responsibility), penguji guru akan dibawa ke tempat asal siswa. Atau mahasiswa bisa datang ke Bali untuk menghadiri konser sambil jalan-jalan.
Upaya Indra Lesmana untuk mempromosikan pengalaman bermusiknya yang beragam juga tercermin dalam rangkaian lokakarya terbuka yang melibatkan sejumlah musisi kawakan. Secara berkala juga diadakan Mostly Jazz Bali yang juga akan menjadi sarana para pelajar untuk mendemonstrasikan kemampuannya.
Konser dan jam session bisa dinikmati di Mostly Jazz Brew Coffee Shop di Jl. Danau Tamblingan Sanur. Ya, Indra Lesmana mencampurkan musik jazz dengan kopi di sini.
Di Jalan Danau Tamblingan 47A, sebuah papan berwarna oranye yang mencolok bertuliskan Mostly Jazz Brew, Signature Coffee. Tempatnya sederhana. Puluhan kursi berwarna cerah dipasang mengelilingi meja kayu di halaman.
“Pada titik ini, saya ingin menyampaikan kepada orang asing (bule) di Indonesia bukan hanya kopi yang berkualitas, tetapi juga musik jazznya. Saya ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki bakat seni yang luar biasa,” kata Indra kepada Radar Bali.
Kecintaan Indra Lesmana pada musik khususnya jazz dibuktikan dengan inovasi yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Pada April 2020 Indra Lesmana dan Dewa Budjana menggelar konser virtual bertajuk Mostly Jazz Live Online.
Pertunjukan ini bertepatan dengan Hari Jazz Internasional pada 30 April. Indra dan Budjana yang tergabung dalam proyek ILDB memilih konser virtual untuk merayakan hari bersejarah ini. Pasalnya, keduanya tidak bisa tampil di panggung konser karena wabah virus corona yang mewabah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
“Antusiasme musik jazz dan adanya International Jazz Day ini menjadi inspirasi bagi kami untuk mencari solusi terbaik, belajar dan berimprovisasi,” ujar Indra di konferensi virtualnya.
Lihat Juga : chord perlahan